Label

Senin, 10 Januari 2011

Busway Ooh Busway

Yaaa Bus Transjakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Busway merupakan fasilitas transportasi yang sudah sekitar 6 tahun ini yaitu sejak tahun 2004 melanglang buana di ibu kota. Namun demikian, saya yang merupakan warga yang cukup dekat dengan ibukota, yaitu warga Tangerang Selatan belum juga sempat mencicipi fasilitas Busway yang menurut desas desus murah, nyaman dan cepat ini, yah walaupun ada juga segelintir orang yang justru menyorot kekurangan-kekurangan fasilitas bus raksasa berkapasitas 80 orang ini.

Sampai akhirnya…
Pada liburan pergantian semester yaitu sekitar bulan Maret 2010. Yaaa akhirnya saya naik Busway.. Hore hore hahaha
Sedikit cerita tentang tujuan saya naik Busway untuk pertama kalinya adalah saya harus mengambil tiket untuk menonton salah satu acara di salah satu Televisi Swasta sebut saja namanya RCTI, hehehe. Adik dan teman-teman adik saya ingin sekali menonton acara itu mereka ingin bertemu idolanya secara langsung, sebenarnya saya juga berminat karena kebetulan ada peserta dari acara tersebut yang satu daerah alias satu kampung asal dengan saya. Jadi yaa dengan senang hati dan sedikit linglung karena sebelumnya belom pernah menjelajahi kota Jakarta sendirian, saya dan adik saya pun mengambil tiket nonton tersebut.

Menurut beberapa teman untuk mencapai kantor RCTI di Kebon Jeruk dari daerah tangerang Selatan, kita bisa naik busway dari Lebak Bulus. Saya yang tidak mengerti tentang koridor busway sama sekali akhirnya berangkat kearah Lebak Bulus, saya lupa waktu itu hari apa, namun yang pasti hari itu hari kerja sekitar pukul 1 siang. Sesampainya di terminal Lebak Bulus, seperti yang telah digambarkan teman ada sebuah halte Busway.

Sesampainya di Halte, saya dan adik saya langsung berjalan ke arah pembelian karcis. Tempat pembelian karcis ini seperti ruangan kecil berjendela kaca yang terdapat lubang untuk berinteraksi antara penjaga karcis dan pembeli. Penjaga karcis yang adalah wanita berusia sekitar 30 tahunan ini tersenyum ramah, 2 karcis 7000 rupiah, katanya. Karena saya tidak mengerti apa-apa tentang busway dan seluk beluk kota Jakarta saya bertanya apa benar Busway disini melewati Kebon Jeruk, dan dia memastikan ya dengan nada sangat sopan dan ramah. Untuk dapat memasuki halte, setelah membeli tiket (Single Trip) biasanya calon penumpang harus memasukkan tiket ke mesin pemeriksa tiket (atau biasa disebut barrier), setelah itu secara otomatis pintu palang tiga di barrier dapat berputar dan dilewati calon penumpang.

Sambil menunggu Busway saya melihat sekeliling, simple dan bersih, ditambah lagi para pegawai busway di halte tersebut yang sangat ramah dan murah senyum
Wow kesan yang cukup baik untuk pengalaman pertama saya di halte Busway.


Dalam waktu singkat, Busway pun datang, pintu Busway terbuka kami disambut oleh seorang kondektur bertubuh tegap dan berbaju rapi dari dalam busway. Happp saya dan adik saya pun naik kedalam Busway kami bebas memilih tempat duduk. kebetulan penumpang yang hendak naik tidak terlalu banyak. Kami pun memilih duduk didekat sopir agar mudah bertanya-tanya tentang daerah tujuan kami.

Ruangan di dalam Busway sangat nyaman walaupun tempat duduk tidak mengarah kedepan tetapi menyamping di sisi kiri dan kanan bus. Mungkin karena kursinya empuk dan ada batas perorangan maksudnya tidak lurus saja seperti papan. Selain itu juga adanya Air Conditioner (AC) yang menambah nyaman perjalanan saya pada pukul 1 siang tersebut.

Supir busway Transjakarta memang beda. Tampilannya cukup keren. Seragam celana hitam dan hem putih, lengkap dengan jas dan dasi, baik laki-laki maupun perempuan. Sang kondektur juga sangat ramah setiap ada penumpang masuk bus, ia menyambutnya dengan senyuman. Maka saya tidak sungkan sungkan untuk minta tolong diingatkan apabila sudah hampir sampai halte busway Kebon Jeruk.
Diluar perkiraan, ternyata sang kondektur bahkan menyebutkan apa nama halte setiap kali kami berhenti sesaat di setiap Busway, saya dan adik saya berpandang-pandangan lega karena kami berada di bus yang nyaman dan aman.

Itu diatas adalah pengalaman saya naek Busway jurusan Lebak Bulus-Harmoni, yang ternyata akhirnya menjadi rutinitas saya, adik dan teman teman saya pada setiap hari Sabtu dan Minggu setelah itu, karena ternyata kami cukup mujur bisa berkenalan akrab secara langsung dengan peserta ajang pencarian bakat di stasiun TV tersebut, bahkan beberapa kali ikut menemani mereka latihan. Selain itu juga kami mendapatkan banyak teman-teman baru dari berbagai latar belakang yang akhirnya kami terbentuk menjadi komunitas yang cukup solid.

Setelah beberapa kali naik Busway jurusan ini ternyata saya menyadari ternyata tidak semua kondektur melakukan hal yang sama yaitu menyebutkan apa nama halte tempat bus berhenti sejenak. Para penumpang yang belum hapal benar halte-halte pada koridor ini termasuk saya, harus menebak-nebak sudah dimanakah posisi perjalanan kami atau terkadang kami jadi harus mengintip-intip lewat jendela busway dengan mata mencari-cari tulisan nama halte yang tergantung didalam halte.


Terdapat beberapa halte yang dilalui Busway Lebak bulus- Harmoni diantaranya halte Lebak Bulus, Pondok Pinang, Pondok Indah 1, Pondok Indah 2, Tanah Kusir Kodim, Kebayoran Lama Bungur, Pasar Kebayoran Lama, Simprug, Permata Hijau, Permata Hijau RS Medika, Pos Pengumben, Kelapa Dua Sasak, Kebon Jeruk, Duri Kepa, Kedoya Assiddiqiyah, Kedoya Green Garden, Grogol 2, Tomang Taman Anggrek, Tomang Mandala, RS Tarakan, Petojo, Harmoni.


Saya juga sempat ke Kemayoran menghadiri Acara Grand final acara tersebut, dan tentunya lagi-lagi dengan menumpang busway sahabat kami beberapa bulan terakhir.

Untuk mencapai Kemayoran saya harus naik Busway sampai ke Harmoni setelah itu sampai di Harmoni saya dan rombongan harus menyambung dengan Busway jurusan lain yang ke arah Kemayoran, disini kami agak bingung. Kami mencari loket penjualan karcis berniat untuk beli karcis Busway yang harus kami tumpangi selanjutnya. Dengan ramah penjaga loket berkata kami tidak perlu beli karcis lagi kalo hanya numpang transit cukup dengan karcis sebelumnya kami bisa memilih naik busway jurusan mana saja. Aheeee seperti orang udik kami senyum senyum sendiri meninggalkan loket. hahaha

Nah terbukti, itu artinya Trans Jakarta merupakan sarana transportasi yang sangat murah. Kita dapat berkeliling Jakarta. Bahkan kalau anda gak ada kerjaan akhir pekan, boleh mencoba rute Lebak Bulus – Harmoni – Kota – Harmoni – Pasar Baru – Harmoni – Blok M – Harmoni – Senen – Ancol – Senen – Harmoni – Kalideres– Harmoni – Dukuh Atas – Pulo Gadung biayanya cukup dengan Rp.3.500,00 saja karena bila transit di satu shelter, dan hendak pindah ke Busway koridor lain tidak perlu bayar lagi. Bukan Cuma itu dari pukul 05.00-07.00 harga karcis hanya Rp.2.000,00. Bayangkan berapa biaya taksi yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut bisa ratusan ribu rupiah, atau misal naik angkutan umum lain harus berapa kali repot pindah angkutan dan ongkosnya pasti tetap jauh lebih mahal.

Kebingungan berlanjut mau naek busway jurusan manakah kami selanjutnya untuk mencapai Mall Kemayoran tempat diadakannya acara Grandfinal acara tersebut. Halte alias shelter di Harmoni begitu ramai dan sangat luas terdapat banyak pintu halte yang mengarah ke kiri maupun kekanan dengan berbagai tulisan disisinya, ada Blok M, Pasar Baru, Dukuh Atas, Pulo Gadung, Kota, Kalideres, Senen. Kami kembali bertanya sama mas-mas di shelter, bis mana yang nyambung ke arah Kemayoran, dan dia menunjuk kanan belakang untuk tempat gw mesti menunggu. Karena kami masi keliatan bingung salah satu dari mas-mas shelter pun mengantarkan kami. Betapa baiknya pelayanan para pegawai busway, belum lagi penampilan mereka yang semua yang cukup goodlooking dan cukup keren dengan seragamnya.

Saya juga mengamati jembatan untuk menuju ke halte Busway. Adanya fasilitas ramp ternyata cukup membantu, terutama bagi penyandang cacat. Desain yang sangat memperhatikan pengguna batin saya.Namun demikian, terkaadng yang saya tidak mengerti ada jembatan yang dibuat sangat panjang dan cukup melelahkan untuk akhirnya sampai ke halte.

Itulah pengalaman-pengalaman saya yang cukup menyenangkan selama sekian kali naik busway, kalo lebih teratur atau sepi memang cukup nyaman dan aman, ngga ada pengamen, kalo pencopet? ngga tahu juga yaa :-p
Selain itu juga naik Busway cukup cepat, hanya berhenti di lampu merah dan seperti yang kita tau Busway ini memiliki jalur tersendiri jadi tinggal wus wus wus gak ikutan macet seperti kendaraan disampingnya. Yah walaupun di beberapa titik terjadi juga hambatan akibat ada pengendara lain yang bandel masuk ke jalur Busway
Walaupun demikian saya juga mencoba menyoroti beberapa Kekurangan misalnya Kurang teratur, baik petugas maupun pengguna, mestinya orang yang turun didahulukan dan disediakan jalur tengah, sedangkan yang akan naik jalur kiri dan kanan serong dan harus menunggu setelah orang selesai turun. petugas harus menghitung kapasitas ideal 1 bis, jangan di paksakan.

Arus antrian turun dan naik untuk MRT Singapore : xx = orang turun terlebih dahulu, yy = orang naik setelahnya.
___|xx|___
___|xx|___
yy\ ___/yy
yy_____ yy

Selanjutnya saya tidak tau ini masalah kurangnya armada Busway atau bagaimana tetapi pada jam jam padat seperti jam pulang kantor yaitu pukul 17.00 – 19.00 sore, Busway benar benar penuh sesak dan saya juga beberapa kali berdiri dengan pegangan tangan atas yang cukup bagus namun agak cukup tinggi untuk ukuran saya mungkin, hehe

Seperti yang telah saya tulis diatas salah satu kekurangan Kadal Raksasa ini, tidak semua busway ada petunjuk posisi kita sedang di halte mana dan rute semua jalur buswa, kalo turis ingin memanfaatkan busway gimana donk? nanya ama petugas?

Namun memang ada juga Busway yang dilengkapi fasilitas speaker otomatis yang memberitahukan penumpang dimana posisi saat busway tersebut berhenti di setiap halte, wah asyik kalo semua busway dilengkapi speaker seperti itu, misalnya Busway Harmoni ke arah Kemayoran.

Wah, ternyata disamping berbagai kelebihan dari pelayanan masih yang harus dibenahi dari fasilitas transportasi kebanggaan Jakarta ini. Bukan aja yang di koridor 8, tapi keseluruhannya deh. Masalah armada, sterilisasi jalur, kenyamanan pengguna, fasilitas fisik pendukung dan banyak lagi lah. Kalo masalah pelayanan secara manusia atau pegawai sudah cukup baik saya rasa. Semoga saja lebih ditingkatkan Aminn..